Kecanduan tik-tok dan dampaknya pada remaja

Diera digital sekarang banyak remaja yang mengalami gejala pada braint rot yang dimana mengakibatkan banyak remaja kurangnya kefokusan dan perubahan perilaku yang sangatt ekstrem pada remaja saat ini, Ini adalah salah satu contoh kasus yang terjadi pada remaja era digital.

Andini dikenal sebagai orang yang rajin, disiplin dan berkinerja terbaik. Tapi perilaku berubah setelah menonton konten hiburan digital seperti video pendek, seri drama, dan media social selama berapa tahun? Sekarang Andini menjadi…

Melalui cerita tentang Andini, tulisan ini bagaimana dampak pola konsumsi hiburan terhadap perubahan perilaku. Hiburan yang awalnya digunakan sebagai bentuk relaksasi justru berubah menjadi kebiasaan yang mengganggu keseimbangan antara kehidupan akademik dan pribadi.

Andini juga menceritakan dia melihat konten pendek hanya sebagai penghilang penat tetapi Andini menonton konten dengan waktu 5-6 jam dalam sehari yang dia nonton konten yang sifatnya lucu dan tidak bermanfaat.

Andini juga mengalami penurunan pada akademik yang sangat signifikan dia susah untuk berkonsentrasi pada saat belajar. Saat Andini tidak membuka sosial media Andini merasa cemas dan kosong.

Andini pun mengalami penurunan pada kegiatan pribadinya dan munculnya overthingking itulah akibat sering nya Andini menonton konten yang cepat dan datar untuk kemampuan berpikir secara mendalam, berkonsentrasi.

Andini pun mengalami penyakit yang Bernama Brain rot….

Yang dimana otaknya terlalu biasanya dengan konten cepat,ringan dan dangkal, Lalu menyebabkan kemampuan berfikir dalam focus dan mengolah informasi menurun.

Teori :

Teori cognitive overload atau Kelebihan beban Kognitif  adalah teori dalam psikologi kognitif yang menjelaskan bahwa otak manusia memiliki kapasitas terbatas dalam memproses informasi.

Ketika jumlah informasi yang harus diproses melebihi kapasitas tersebut, maka terjadi kelebihan beban kognitif, yang membuat proses belajar atau pemahaman menjadi tidak efektif.

Sweller, J. (1988)

Cara kerja pada teori cognitive overload yaitu dengan cara :

1.  Stimulus masuk ke sistem kognitif lalu otak mulai memproses.

2. Working Memory (Memori kerja) memiliki kapasitas terbatas (sekitar 7 item, atau bahkan lebih sedikit jika informasinya kompleks).

3.     Jika jumlah atau cara penyajian informasi terlalu berat:

· Memori kerja menjadi overload.

·Informasi tidak bisa diproses ke Long-Term Memory.

·Terjadi kelelahan kognitif, kebingungan, atau kegagalan memahami.

Sweller, J., Ayres, P., & Kalyuga, S. (2011)


Ayat al quran yang relevan

Kasus Andini mencerminkan kenyataan yang kini sering dijumpai di kalangan mahasiswa dan generasi muda, di mana derasnya aliran konten hiburan digital mulai mempengaruhi pola pikir, sikap, serta prioritas kehidupan. Andini, yang dulunya dikenal sebagai pelajar giat dan bersemangat, perlahan-lahan kehilangan konsentrasi dan efisiensinya karena ketergantungan pada menonton konten hiburan ringan yang diakses secara berlebihan. Kebiasaan ini mengakibatkan masalah dalam pengelolaan waktu, kesulitan dalam fokus, serta penurunan kemampuan untuk berpikir kritis dan mendalam.

Melalui sudut pandang teori Cognitive Overload, dijelaskan bahwa otak manusia memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses informasi. Saat informasi yang diterima berlebihan, terutama dalam bentuk yang cepat dan dangkal, otak akan mengalami kelelahan kognitif (Sweller, 1988). Keadaan ini mengakibatkan penurunan kemampuan berpikir dan membuat individu cenderung kehilangan arah serta tujuan. Keadaan serupa juga dialami Andini, yang pada akhirnya terkurung dalam siklus konsumsi hiburan yang tidak terkontrol, sehingga mengorbankan waktu untuk belajar dan kegiatan produktif lainnya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang, terutama mahasiswa, untuk mulai memilih konten yang dikonsumsi, menghindari konten yang kurang berguna, serta belajar mengatur waktu dengan bijak saat bersosial media. Berbagai strategi yang dapat diterapkan mencakup: menentukan batas waktu harian untuk penggunaan media sosial, menyusun jadwal belajar dan istirahat yang konsisten, dan lebih memilih konten yang memiliki nilai pendidikan atau reflektif.

Panggilan untuk menjauh dari hal-hal yang tidak bermanfaat juga terlihat dalam ajaran Islam. Dalam Surat Al-Mu’minun ayat 3, Allah SWT mengatakan:
"Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (tindakan dan ucapan) yang tidak bermanfaat."

Sure! Please provide the text you'd like me to paraphrase. Al-Mu’minun: 3)
(Sumber: Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, 2019)

Ayat ini menegaskan bahwa salah satu tanda orang beriman adalah kemampuan untuk memilih kegiatan yang berfaedah dan menghindari hal-hal yang tidak berguna. Dalam konteks saat ini, ini melibatkan pemanfaatan media sosial dan konten digital dengan cara yang lebih berhati-hati dan bertanggung jawab.

Kesimpulan

Kasus Andini mencerminkan kenyataan yang sekarang dirasakan oleh banyak mahasiswa dan siswa di zaman digital, di mana kemudahan untuk mengakses konten hiburan seperti video singkat, drama seri, dan media sosial memberikan dampak yang tidak selalu menguntungkan. Walaupun pada awalnya ditujukan sebagai alat untuk bersenang-senang dan mengurangi stres, konsumsi berlebihan atas konten-konten tersebut tanpa disadari telah mengubah fokus dan prioritas Andini sebagai mahasiswa yang sebelumnya giat, disiplin, dan berprestasi. Perubahan sikap ini tidak hanya berpengaruh pada produktivitas akademisnya, tetapi juga menyebabkan kelelahan mental dan penurunan keterampilan dalam berpikir kritis serta mengatur waktu dengan efektif.

Dengan pendekatan teori Cognitive Overload, kita dapat menyadari bahwa otak manusia memiliki batasan dalam memproses informasi. Saat otak terus-menerus terpapar dengan informasi yang cepat dan sederhana, kemampuan untuk menyerap, menyimpan, dan memahami informasi yang lebih mendalam menjadi terganggu. Kasus Andini menunjukkan bahwa kecanduan pada hiburan digital bukan sekadar kebiasaan negatif, melainkan juga tantangan kognitif yang dapat mempengaruhi kualitas belajar dan kesehatan mental mahasiswa dalam jangka panjang.

Karena itu, penting bagi mahasiswa atau siswa dan remaja untuk memiliki kesadaran diri dalam mengatur penggunaan teknologi serta konsumsi hiburan digital. Diperlukan usaha untuk merenungkan, mengendalikan diri, serta menerapkan strategi manajemen waktu yang efektif agar hiburan tetap menjadi kegiatan yang positif dan menyegarkan, bukan malah menjadi penghalang dalam mencapai tujuan dan mengembangkan potensi diri. Kasus Andini mencerminkan dan mengingatkan kita bahwa keseimbangan antara hiburan dan tanggung jawab sangat penting untuk menjaga keberhasilan akademis dan kesehatan mental di era digital saat ini


DAFTAR PUSTAKA

 

Twenge, J. M., & Campbell, W. K. (2018). The narcissism epidemic: Living in the age of entitlement (2nd ed.). Atria Books.

Sweller, J. (1988). Cognitive load during problem solving: Effects on learning. Cognitive Science, 12(2), 257–285. https://doi.org/10.1207/s15516709cog1202_4

Sweller, J., Ayres, P., & Kalyuga, S. (2011). Cognitive load theory. Springer Science+Business Media.

Kementerian Agama Republik Indonesia. (2019). Al-Qur’an dan tafsirnya.

Antara News. (2025, Februari 6). Keseringan tonton video pendek turunkan minat anak belajar. https://www.antaranews.com/berita/4631117/keseringan-tonton-video-pendek-turunkan-minat-anak-belajar

Kompas.com. (2025, Januari 16). Kebiasaan nonton video pendek bisa membuat akademik anak menurun, orangtua harus tahu. https://lifestyle.kompas.com/read/2025/01/16/081613620/kebiasaan-nonton-video-pendek-bisa-membuat-akademik-anak-menurun-orangtua

Merdeka.com. (2025, Mei 20). Bahaya menonton video pendek di media sosial: Ancaman terhadap attention span dan konsentrasi kita. https://www.merdeka.com/sehat/bahaya-menonton-video-pendek-di-media-sosial-ancaman-terhadap-attention-span-dan-konsentrasi-kita-401606-mvk.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyelami Tujuan Anomali Digital di era viral konten absurd

Kenapa Video Tren Anomali Gambarnya dan Kata-Kata yang Digunakan Aneh?

Kenapa kita Menonton Hal-hal Absurd dan Tidak Bisa Berhenti?